Tuesday, June 17, 2014

Catatan Harian 18 Juni 2014 (Pencitraan Masif, Untuk Apa?)

Masih tersisa sekitar tiga minggu lagi sebelum hari pemungutan suara. Dan masih tersisa tiga sesi debat antar Capres dan Cawapres yang akan meramaikan perbincangan masyarakat di ruang publik. Namun bagi saya, pilihan Capres untuk periode ini sudah final, bahkan jauh  sebelum koalisi partai politik digagas dan pasangan Capres-Cawapres diwacanakan. Bagi saya, Pilpres kali ini lebih bersifat “mencegah pemimpin yang buruk” daripada “memilih pemimpin yang baik”.

Dar’ul mafaasid muqaddamun `alal jalbil mashaalih. Begitu kata kaidah ushul fiqh. Konon.‎[1]


Wednesday, April 17, 2013

Ringkasan: Identitas dan Problem Politik Islam

Politik Islam, sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, mengambil sumber dan rujukannya dari al-Qur'an dan Sunnah. Meskipun tidak secara eksplisit tersurat adanya perintah dan kewajiban berpolitik, namun konsep Islam tentang pemimpin, syura', hukum & keadilan serta moral sosial mewajibkan adanya tata cara yang memungkinkan terlaksanakannya konsep-konsep tersebut, yg dikenal sebagai siyaasah. Dalam `ushul fiqh, dikenal kaidah "maa laa yatimm al-waajib illaa bihii fahuwa waajib", sarana untuk menjalankan yang wajib hukumnya adalah wajib juga.

Berikut ini adalah ringkasan dari artikel yang ditulis oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi di majalah Islamia.

Monday, June 18, 2012

Nganufacturing Hope - The Fiction

Saya percaya, ketika manusia berada dalam keadaan kepepet, maka saat itulah seluruh kemampuan terbaiknya akan muncul. Dan bisa jadi karena hal itulah, manusia termasuk spesies yang beruntung bisa selamat dari proses seleksi alam mengalahkan dinosaurus dan bintang raksasa lainnya. Namun kali ini, saya tidak ingin mengajak berpro-kontra mengenai teori evolusi.

Jaman dulu ketika jumlah manusia masih sedikit dan tanah kosong masih begitu luas, orang-orang masih bisa menanam pohon buah-buahan dimana saja mereka suka. Namun ketika ledakan penduduk dunia terjadi dan lahan kosong yang tersisa semakin menyempit, semakin sulit untuk mencari tempat menanam tanaman buah apalagi di kota-kota besar yang padat. Namun begitulah manusia. Ketika kepepet, maka akalnyapun jalan. Merekapun menanam buah dalam pot dan jadilah tabulampot. Bahkan Taman Buah Mekarsari bisa menanam 3 macam pohon buah dalam satu pot.

Saya beruntung sekali ketika berkunjung ke sana beberapa waktu lalu, rupanya pas sedang musim berbuah. Sungguh menakjubkan melihat pohon-pohon kecil dalam pot dengan buah-buahan yang menggantung di sekitarnya. Kita tidak perlu naik-naik tangga untuk memetik buah-buahan itu. Persis gambaran surga seperti yang diceritakan guru ngaji saya di Magetan. Dan ketika melihat buah-buahan itu, saya jadi teringat dengan KRL Jabodetabek.

Lho, kok bisa?

Tuesday, April 19, 2011

Review Buku: "Islam Liberal 101"

Belum pernah terlintas dalam memori kolektif umat Islam nusantara tentang sebuah masa dimana mereka menyaksikan munculnya aneka penafsiran wahyu Ilahi yang sama sekali baru. Tidak hanya baru, tetapi tidak lazim dan aneh. Bukan hanya aneh, namun menyesatkan dan menghancurkan postulat-postulat logika, nihil adab keilmuan dan miskin moralitas manusia.


Sebuah tren populer yang mendapat dukungan politis dan finansial yang luar biasa dari sindikasi manusia global, bahkan institusi negara bangsa.

Monday, March 07, 2011

Catatan Harian 01 Maret 2011

Maraknya pemberitaan mengenai tindak kekerasan massa terkait agama tentu saja membuat banyak pihak merasa prihatin. Ada banyak premis diformulasikan, ada banyak analisis dilakukan dan ada banyak tesis diwacanakan. Namun sayangnya, selalu saja eksklusivitas agama menjadi kambing hitam.


Walaupun ditegakkan di atas logika rapuh, fenomena kontemporer berupa kriminalisasi esklusivitas agama --dan pada gilirannya menjajakan pluralisme sebagai antitesisnya-- lekat dengan semua label kepopuleran: modern, cerdas, ilmiah, progresif ……….. dan seksi.

Thursday, February 24, 2011

Coretan Gak Mutu: Penari di Bibir Laki-Laki Setengah Baya

Ada sesosok penari terbang dari bibir laki-laki setengah baya


Tubuhnya membumbung ke atas menjemput langit,
berlenggok merentangkan tangan sayapnya,
menerbitkan kernyit dan kibasan lima ruas jari.


Lelaki itu menatap sejumput nyala di ujung jarinya.
Matanya kosong dimakan lamunan berbumbu penat.
Ada seekor naga di lubang hidungnya,
menyemburkan panas dalam setiap jeda sengal.


Ada  sesosok penari terbang dari bibir coklat beraroma pekat


Dia dekap setiap anak zaman yang disentuhnya.
Membetot harmoni dalam tarikan nafas naifnya.


"Mengapa Engkau nikmati barang haram itu, Ayah?"
tanya anak kecil bermata binar.
Lamat-lamat ia membaca guratan kisah masa depan,
dengan paru-paru yang dikoyak nikotin jahanam!

Thursday, February 17, 2011

Pak RT

Minggu malam itu saya tiba di kompleks perumahan ketika jarum jam sedikit melewati pukul sembilan malam. Dengan badan hancur luluh setelah seharian bekerja lembur di kantor, saya menyusuri jalan aspal menuju rumah. Beberapa meter menjelang tujuan akhir, seorang tetangga menyapa saya. Dengan hangat, Beliau menjabat erat tangan saya.


“Selamat ya, Ente jadi RT”


Waduh…!!