Ada sesosok penari terbang dari bibir laki-laki setengah baya
Tubuhnya membumbung ke atas menjemput langit,
berlenggok merentangkan tangan sayapnya,
menerbitkan kernyit dan kibasan lima ruas jari.
Lelaki itu menatap sejumput nyala di ujung jarinya.
Matanya kosong dimakan lamunan berbumbu penat.
Ada seekor naga di lubang hidungnya,
menyemburkan panas dalam setiap jeda sengal.
Ada sesosok penari terbang dari bibir coklat beraroma pekat
Dia dekap setiap anak zaman yang disentuhnya.
Membetot harmoni dalam tarikan nafas naifnya.
"Mengapa Engkau nikmati barang haram itu, Ayah?"
tanya anak kecil bermata binar.
Lamat-lamat ia membaca guratan kisah masa depan,
dengan paru-paru yang dikoyak nikotin jahanam!
Thursday, February 24, 2011
Thursday, February 17, 2011
Pak RT
Minggu malam itu saya tiba di kompleks perumahan ketika jarum jam sedikit melewati pukul sembilan malam. Dengan badan hancur luluh setelah seharian bekerja lembur di kantor, saya menyusuri jalan aspal menuju rumah. Beberapa meter menjelang tujuan akhir, seorang tetangga menyapa saya. Dengan hangat, Beliau menjabat erat tangan saya.
“Selamat ya, Ente jadi RT”
Waduh…!!
“Selamat ya, Ente jadi RT”
Waduh…!!
Subscribe to:
Posts (Atom)